Senin, 14 Mei 2012

mencari Matahari

SATU
Anak Malam tampak loyo masuk ke lobi apartemen (aku bilang rumah susun beradab!) dan merangkak ke lift. Limbung sudah dini hari. Lift bergerak. Tubuhnya berguncang. Dia terlempar ke koridor lantai tujuh.
Anak Malam berhasil membuka pintu kamarnya, bernomor 13 (menurut legenda, ini angka sial. Mari kita buktikan!). tablet-tablet berwarna dan laknat berceceran. Seperti juga harapannya. Dia tak sanggup lagi mengumpulkannya. Dia Cuma berusaha membuka jendela kamar apartemennya, menggapai setitik cahaya, menyongsong sinar matahari. Padahal fajar masih lama.
Anak malam kini memencet nomor-nomor remote control, mencoba menemukan dengan persis di mana garis hidupnya. Televisi pun menyala. Dia mengeluarkan kaset, memasukkannya ke dalam video dan menyetelnya. Beginilah yang tampak di layar raksasa.