Minggu, 11 Desember 2011

Kurma basah bisa juga beralkohol

   Banyak orang menyukai kurma basah (ruthab) karena teksturnya yang renyah dan tidak terlalu pekat. Namun, Anda perlu berhati-hati terhadapnya. Jika dibiarkan pada suhu ruang (setelah disimpan beku) dalam waktu lebih dari dua hari, kurma basah bisa berubah menjadi kurma dengan kandungan alkohol yang cukup tinggi. Mengapa bisa begitu?
   
Hari-hari ini cukup banyak keluarga Indonesia, utamanya yang baru kembali dari Tanah Suci, memiliki simpanan kurma basah dilemari es mereka. Selain kurma basah (ruthab), biasanya mereka juga membeli kurma kering (tamr).
    Kurma basah kaya akan kandungan kalsium dan zat besi. Karena itulah,  seperti termaktub dalam Alquran, Allah SWT menyiapkan kurma bagi para wanita yang sedang nifas. Allah pun memerintahkan Maryam untuk mengonsumsi kurma basah saat nifas. Kadar kalium dan zat besi dalam kurma basah sangat baik untuk membentuk ASI, juga bisa mengganti cairan yang hilang karena persalinan dan menyusui.
    Kurma mengandung kadar gula sebanyak 70 persen, protein 20 persen, dan minyak 3 persen. Kurma kaya akan garam alkali, seperti kalsium, potasium, dan zat besi. Dia juga mengandung vitamin B dan C.
    Banyak orang menyukai kurma basah ini karena teksturnya yang renyah dan tidak terlalu pekat. Namun, Anda perlu berhati-hati juga terhadapnya. Seperti dikatakan pakar pangan Dr Anton Apriyantono, kurma segar beku (basah) jika dibiarkan pada suhu ruang (setelah disimpan beku) dalam waktu lebih dari dua hari bisa berubah menjadi kurma dengan kandungan alkohol cukup tinggi.
    Hal ini akibat terjadinya fermentasi spontan yang dapat terjadi karena kadar air kurma segar basah yang masih tinggi dan tumbuhnya ragi pada kurma tersebut. Lantas, bagaimana dengan kurma kering? Isya Allah, tidak ada sesuatu pun yang patut dicurigai terhadap buah kurma segar kering karena cara pembuatannya hanya melibatkan pengeringan tanpa penambahan bahan apa pun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar